Evaluasi Usability

By Seika生花 - Mei 06, 2020


IL RATING, come viene calcolato il livelloo di affidabilità dei ...

Apa itu Usability ?

Usability sebagai ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan produk atau sistem apakah situs web, aplikasi perangkat lunak, teknologi bergerak , maupun peralatan-peralatan lain yang dioperasikan oleh pengguna (Jacob Nielsen).

Usability  sebagai tingkat  dimana  produk  bisa  digunakan  oleh  pengguna  tertentu  untuk mencapai  tujuannya  dengan  lebih  efektif,  efisien,  dan  memuaskan  dalam ruang lingkup penggunanya (ISO 9241 – 11 (1998)).

Menurut Jacob Nielsen dalam bukunya Usability Engineering [NIE-93],  Ada  5  syarat  yang  harus dipenuhi  agar  suatu  website  mencapai  tingkat usability yang ideal, yaitu:

1. Learnabiliy (Mudah dipelajari)

2. Efficiency (Efisien)

3. Memorability  (Kemudahan dalam mengingat)

4. Errors(Pencagahan kesalahan)

5. Satisfaction (Kepuasan pengguna)

Sebuah sistem yang memiliki usability yang rendah dapat dapat mengakibatkan pemborosan waktu, penurunan produktifitas, meningkatkan frustasi dan kecenderungan tidak ingin kembali mengunjungi atau menggunakan sistem yang ada.
 
Untuk mengetahui tingkat usability sebuah sistem perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem tersebut.
Evaluasi adalah suatu tes atas tingkat kegunaan dan fungsionalitas sistem yang dapat dilakukan di dalam laboratorium, di lapangan, atau dala kerjasama dengan user.

Berikut adalah cara yang dilakukan sebelum melakukan Usability Testing

Menentukan apa yang akan dites

aku ingin mencari tahu apakah user bisa dengan mudah menambah produk. Maka, aku akan menguji atau melakukan usability testing pada fitur pada aplikasinya.

Mempersiapkan prototipe

Prototipe adalah bentuk awal dari sebuah produk dengan fungsi yang belum lengkap. Prototipe ini digunakan untuk mencari tahu respons dari calon pengguna. Prototipe yang akan aku siapkan kali ini berasal dari kumpulan screen (layar) yang telah aku buat.

Mempersiapkan skenario

Proses usability testing bukan sebuah proses yang hanya menunjukkan desain lalu bertanya kepada user: “kira-kira untuk menambah produk, harus pencet mana ya?”

Karena jika kita bertanya seperti itu kepada user, maka user akan mencari elemen atau teks yang mengandung unsur tambah. Secara tidak langsung, pertanyaan tersebut memberi petunjuk kepada user dan membuat hasil usability testing menjadi tidak valid.

Itu sebabnya, kita perlu mempersiapkan skenario yang berperan agar user terkondisikan di situasi sehari-hari  dan memahami masalah atau kondisi yang sedang dihadapi.

Mencari siapa yang akan dites

Aku menentukan siapa yang akan menggunakan aplikasi ini. Setelah berdiskusi dengan anggota tim, akhirnya mereka mendapat perkiraan kriteria pengguna aplikasi seperti di bawah ini:

Pria/ wanita
Berumur 18–40 tahun
Familier dengan smartphone

Kriteria tersebut memudahkan aku untuk mencari siapa yang akan dimintai tolong untuk mencoba prototipenya. Persiapan telah selesai. Kini tinggal melakukan usability testing.

Mempersilakan tester mencoba prototipe

Sebelum tester mencoba prototipe, Andi meminta tester untuk mengatakan apapun yang dirasakannya saat mencoba prototipe. Hal ini bertujuan agar Andi mengetahui perasaan tester, entah itu perasaan bingung, mengerti, dan sebagainya.

hasil dari usability testing tersebut kita data sehingga menjadi bentuk sebuah penilaian tetapi alangkah bagusnya kita menggunakan Kuisioner SUS (System Usability Scale) yang mana sudah saya jelaskan di postingan sebelumnya, atau klik disini.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar